Pandangan Hidup Islam dan Penerapannya Sebagai Muslim Ilmuwan

Oleh: Ust. Usep Mohammad Ishaq

Notulensi Kajian Islamic World View Pengurus MILIS, MAIFI, KAMAMUKI, KM3, AN-NAJM part 1

PENDAHULUAN

Bagaimana anda memilih pakaian?

Apakah berasalkan adat istiadat, mode fashion yang sedang trend, asal nyaman digunakan, atau berdasarkan pada yang dicontohkan Rosulullah ?

Bagaimana anda memilih jodoh?

Apakah melihat dari kekayaannya, paras wajahnya, atau agamanya?

Apa itu bahagia menurut anda?

Apakah kaya harta, bahagian spiritual, atau apa?

Apa hakikat dan makna hidup?

Apa tujuan hiduo di dunia?

Mengapa seseorang memilih sesuatu? Memilih agama, negara, ilmu, kebahagiaan, kehidupan, dll?

Keputusan untuk memilih sesuatu dan konsep tentang pilihan tersebut dipengaruhi oleh sesuatu yang dinamakan Worldview. Sadar atau tidak sadar pada dasarnya setiap tingkah laku dan pilihan pilihan dalam hidup kita dipengaruhi oleh world view ini

Worldview adalah sebuah konsep yang dapat mengendalikan hakikat seorang manusia, kelompok atau masyarakat. Konsep tersebut mengendalikan dari dalam dirinya. Worldview ini ditanamkan melalui PENDIDIKAN.

Worldview berasal dari konsep barat, dan tidak dikenal dari istilah islam. Worldview adalah terjemaha Bahasa Inggris dari istilah aslinya “Weltschauung” daam bahasa Jerman yang berarti “conception of things”

Para ulama abad 20 menggunakan istilah khusus untuk penegrtian worldvies ini, meskipun berbeda antara satu dengan yang lain.

–          Maulana al-Mawdudi mengistilahkannya dengan islami nazariat (Islamic vision)

–          Sayyid Qutb menggunakan istilah al-Tasawwur al-Islami (Islamic Vision)

–          Mohammad Atif al-Zayn menyebutnya al-Mabda al-Islami (Islamic Principle)

–          Prof. Syed Naquib al-Attas menanamkannya ru’yatu al-islam lil wujud (pandangan islam terhadap realitas)

Mengapa menggunakan istilah dari asing?

Sesuatu yang berasal dari asing  tidak semuanya salah, kita tidak boleh antipasti juga dnegan hal yang berasal dari asing. Hal ini dikarenakan pada masa sekarang dan ke depannya, istilah istilah akan selalu dibanding bandingkan dengan istilah barat. Sehingga hal ini untuk menyesuaikan saja. Sehingga lebih mudah menyebar.

Bagi seorang muslim Islam-lah tidak lain yang menjadi worldview atau pandangan hidupnya. Bagi muslim lebih dari sekedar agama dalam makna ritual individual yang terbatas pada aturan yang mengatur hubungan manusia dengan Tuhan. Islam adalah pandangan hidup yang mengatur segala aspek kehidupannya, hakikat dirinya, tujuan hidupnya, termasuk kehidupannya sebagai seornag ilmuwan jika ia seorang ilmuwan.

Dalam cara kerja akal manusia, pemahaman pertama yang ditangkap oleh indera manusia dianggap sebagai kebenaran. Sehingga bila ada informasi sejenis, maka akan dibandingkan kebenarannya dengan pemahan awal tadi. Begitupun dalam kasus worldview seseorang. Adapun jika pemahaman seseorang tersebut sudah salah sejak awal, dan belum memiliki worldview islam maka satu satunya jalan adalah dengan pendidikan. Kita harus membuat orang tersebut memiliki pengetahuan dan pemahaman yang baik tentang islam, sehingga dapat terbentuk worldview baru yang mendasarkan pada aturan dan kaidah agama islam.Allah menolong hambanya untuk menemukan arti kebenaran tersebut asalkan seseorang tersebut memang memiliki tekad. Allah tidak akan menyia-nyiakan hambanya. Adapun manusia diberikan akal oleh Allah sehingga dapat berpikir dan mengetahui sebuah kebenaran dengan pertolongan Allah.

HAKIKAT ILMU DAN SAINS

Ilmu dan sains pada awalnya merupakan dua istilah yang memiliki keserupaan makna secara bahasa meskipun berasal dari dua bahasa yang berbeda. Namun pada perkembangannya, terjadi pembedaan antara kedua istilah tersebut. istilah ilmu secara etimologis berasal dari bahasa Arab ‘alima-ya’lamu-‘ilman yang berarti mengetahui-pengetahuan. Sedangkan sains (science) secara etimologis berasal dari bahasa latin scientia atau scire yang berarti knowledge atau pengetahuan yang pada awalnya memiliki keserupaan makna dengan ilmu. Sains dalam Islam sendiri sebenarnya merupakan padanan kata terhadap ‘ilm (‘ulum) atau fann (funun).

Dalam islam sains sam artinya dengan ilmu secara umum. Sehingga bisa berarti juga bahwa sains adalah mencakup seluruh ilmu yang diajarkan Allah kepada manusia. Bukan seperti pengertian masyarakat Barat yang mengatakan bahwa sains dibedakan dari pengertian ilmu. Dengan faham empirisme dan rasionalisme terjadi reduksi istilah sains, menjadi terbatas pada pengetahuan yang dihasilkan dari suatu metoda saintifk yang memenuhi criteria: logico-hypotico-veritificatif. Bermakna sesuatu itu harus logis, terdapat suatu hipotesis yang menjelaskannya, dan harus dibuktikan dengan data empiris. Jika sesuai dnegan pengamatan, maka hipotesis tersebut dapat menjadi sebuah teori sains. Sehingga jika suatu yang yang ada di alam ini tidak sesuai dengan logika manusia dan tidak bisa dibuktikan secara ilmiah, maka hal ini tidak bisa disebut sains. Padahal dalam islam ada beberapa hal yang tidak dapat dibuktikan secara empiric, ini karena pemikiran dan perbuatan manusia terbatas.

Sekulerisme membawa manusia menuju reduksi pengertian sains. Sebenarnya seorang ilmuwan Muslim tidak pernah “objektif” (dalam pengertian barat). Pasti ada unsure subjektifitas bahkan sesuatu dalam sains itu sendiri. Semisal, seseorang mengambil beberapar data untuk percobaan, dari beberapa data tersebut kita akan memilih data yang paling baik dan dekat dengan hipotesis . sehingga tidak semua hal dalam ilmu atau sains bersifat objektif mutlak.

Apa itu sekulerisme ?

–          Penidakkeramatan alam. Alam dianggap tidak berhubungan dengan agama dan keTuhanan. Alam dianggap terjadi begitu saja dan merupakan perkembangan dari waktu sebelumnya

–          Pelucutan nilai dari kesakralan. Baik dan buruknya suatu keadaan dilepaskan dari agama dan kehendak Tuhan

–          Politik. Politik dianggap tidak berhubungan dengan agama.

Ali Imran : 190-191

“ Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal, yaitu orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), ‘Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia; Maha Suci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka”

Surat ini mengajak kita untuk berpikir tentang penciptaan alam semesta. Beberapa oknum masyarakat Barat  menjadikan alam seperti ‘pelacur’ yang saat sudah selesai hajat atau keperluannya langsung ditinggal begitu saja tanpa bertanggung jawab. Padahal Islam menganggap alam seperti ‘kekasih’, jika sakit harus dirawat dan dipelihara. Saling memberi manfaat satu sama lain. Sebagai makhluk yang berperan sebagai Rahmatan Lil ‘Alamiin, sudah selayaknya bertingkah seperti itu.

Carilah ilmu dengan jujur dan niat yang bersih. Sehingga Allah senantiasa memberikan petunjuk dan pertolongannya kepada hamba-Nya yang senantiasa bertekad mencari arti sebuah kebenaran yang hakiki.

Leave a comment